MEMELIHARA AL-QURAN -->

MEMELIHARA AL-QURAN

Senin, 19 Oktober 2020, Oktober 19, 2020

Al-Quran yang mulia adalah firman Allah Swt. Al-Quran diturunkan kepada Rasulullah, Muhammad saw., melalui wahyu yang dibawa oleh Jibril, baik lafazh maupun maknanya; membacanya merupakan ibadah, sekaligus merupakan mukjizat yang sampai kepada kita secara mutawatir. Allah Swt. berfirman:

Tidak datang padanya kebatilan dari sebelum dan sesudahnya, diturunkan dari Dzat yang Maha Bijak dan Terpuji.. (TQS. Fush Shilat [41]: 42)Al-Quran adalah kitab yang dijaga dengan penjagaan Allah sendiri. Allah berfirman:

Sesunguhnya Kami telah menurunkan al-Quran dan Kami pasti akan menjaganya. (TQS. al-Hijr [15]: 9)Al-Quran adalah kitab yang mampu menghidupkan jiwa dan menentramkan hati. Dengan izin Tuhan mereka, al-Quran bisa mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya; yaitu jalan Dzat yang Maha Perkasa lagi Terpuji. Siapa saja yang berkata dengan menggunakan al-Quran, pasti akan terpercaya. Siapa saja yang mengamalkannya, pasti akan beruntung. Siapa saja yang memutuskan hukum dengannya, pasti akan adil. Dan siapa saja yang mendakwahkannya, pasti akan mendapatkan hidayah ke jalan yang lurus.

Al-Quran adalah sebaik-baik bekal bagi setiap muslim. Lebih-lebih bagi para pengemban dakwah. Dengan al-Quran hati akan menjadi hidup. Dengannya, semua sandaran akan semakin kokoh. Para pengembannya akan menjadi seperti gunung yang berdiri kokoh, sehingga dunia pun menjadi kecil baginya ketika berada di jalan Allah. Dia akan senantiasa mengatakan yang hak, dan tidak takut terhadap celaan orang yang suka mencela, semata- mata karena Allah. Dengan al-Quran, sesuatu yang mudah diombang-ambing oleh angin lantaran bobotnya ringan, menjadi lebih berat bobotnya di sisi Allah, ketimbang gunung Uhud, karena dia senantiasa membaca al-Quran; dia membasahi lisannya dengan al-Quran, dan jari-jemarinya pun menjadi saksi. Seperti itulah para sahabat Rasulullah saw. mengarungi kehidupan dunia ini, seolah- olah mereka seperti al-Quran yang berjalan. Mereka senantiasa menelaah ayat-ayatnya, membacanya dengan sungguh-sungguh, mengamalkan isinya dan mendakwahkannya. Jiwa mereka pun tergetar oleh ayat-ayat adzab, dan hati mereka pun menjadi senang karena ayat-ayat rahmat. Air mata mereka bercucuran karena tunduk terhadap kemukjizatan dan keagungannya, serta patuh terhadap hukum-hukum dan hikmahnya. Mereka menerima al-





Quran langsung dari Rasulullah saw. sehingga ayat-ayatnya pun menghujam dalam lubuk hati mereka yang paling dalam. Karena itu, mereka menjadi manusia-manusia mulia dan menjadi para pemimpin; orang-orang yang berbahagia dan beruntung. Ketika mereka ditinggal oleh Rasulullah saw. menuju tempat yang paling tinggi di surga ‘illiyyin, mereka tetap konsisten memelihara al- Quran, sebagaimana wasiat Rasulullah saw. Maka para penghafal (pemelihara) al-Quran tadi senantiasa berada di barisan terdepan ketika melaksanakan amar makruf dan nahi munkar. Para pengemban al-Quran itu juga senantisa menjadi terdepan dalam segala kebaikan dan terdepan dalam menghadapi segala rintangan di jalan Allah Swt.
Sesuatu yang paling berharga bagi kaum Muslim umumnya, dan para pengemban dakwah khususnya, adalah bahwa hendaknya al-Quran senantiasa menjadi penyiram hati mereka, dan teman setia yang mengiringi setiap langkah mereka. Karena al-Quran akan membimbing mereka untuk meraih semua kebaikan, dan mengangkat kedudukan mereka lebih tinggi dan lebih tinggi lagi. Mereka harus senantiasa memeliharanya di tengah malam dan di penghujung siang, dengan membaca, menghafal dan mengamalkannya, sehingga mereka akan menjadi sebaik-baik generasi khalaf, mewarisi generasi salaf yang terbaik.
Berikut ini adalah ayat-ayat al-Quran beserta hadits Nabi
yang menceritakan tentang turunnya al-Quran, jaminan terpeliharanya, tentang petunjuknya, keutamaan membacanya, dan segala kebaikan yang sangat banyak di dalamnya, dari dan di
sekitarnya: Dia dibawa turun oleh ar-Ruh al-Amin (Jibril) ke dalam hatimu

(Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang diantara orang-orang yang memberi peringatan. (TQS. asy-Syu’arâ [26] : 193-194)

Sesungguhnya Kami telah menurunkan al-Quran dan Kami pasti akan menjaganya. (TQS. al-Hijr [15]: 9)Tidak datang padanya kebatilan dari sebelum dan sesudahnya, diturunkan dari Dzat yang Maha Bijak dan Terpuji.. (TQS. Fush Shilat [41]: 42)

Sesungguhnya al-Quran ini memberikan petunjuk kepada jalan yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan amal shaleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar. (TQS. al-Isra [17]: 9)

Hai ahli kitab, sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi al-Kitab yang kamu sembunyikan, dan banyak (pula) yang dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang menerangkan. Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang- orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya dan menjuluki mereka ke jalan yang lurus. (TQS. al-Mâidah [5]:
15-16)

(Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji. (TQS. Ibrahim [14]: 1)

Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.
(TQS. ar-Ra’d [13]: 28)

Maka apakah mereka tidak memperhatikan al-Quran? Kalau kiranya al-Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya. (TQS. an-Nisa [4]: 82)

Rasulullah saw. bersabda :

Orang yang terbaik diantara kalian adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya. (HR. al-Bukhâri dari Utsman bin Affan r.a)

Barangsiapa membaca satu huruf dari kitab Allah, maka dia akan mendapat satu kebaikan. Sedangkan satu kebaikan akan dibalas dengan sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan bahwa “alif lam mim” adalah satu huruf. Akan tetapi Alif adalah satu huruf, Lam satu huruf, dan Mim juga satu huruf. (HR. at-Tirmidzi dari
Abdullah bin Mas’ud, dan hadits ini shahih)

Orang yang mahir dengan al-Quran akan bersama-sama dengan rombongan malaikat yang mulia dan senantiasa berbuat baik. Dan orang yang membaca al-Quran tapi terbata-bata dan sangat berat baginya, ia akan mendapatkan dua pahala. (HR. Muslim dari
‘Aisyah, Ummul Mukminin. r.a)

Sesungguhnya orang yang dalam hatinya tidak ada al-Quran sedikitpun (yang dia hafal) bagaikan rumah yang akan roboh. (HR. At-Tirmidzi, Ia menshahihkannya. Dan ini adalah hadits shahih).

Bacalah al-Quran, karena al-Quran akan datang pada hari kiamat kelak memberi syafa’at (pembelaan) bagi ahlinya. (HR. Muslim
dalam kitab Shahih-nya. Dari Abû Umamah al-Bahili ra.)

Al-Quran adalah kitab yang menjadi pembela dan bisa diminta pembelaan, ia adalah kitab yang Mâhil dan Mushaddaq.1 Siapa saja yang menjadikan al-Quran ada di depannya2, maka ia akan menuntunnya ke surga. Tapi siapa saja yang menjadikan al-Quran di belakangnya3, maka ia akan menggiringnya ke neraka. (HR. Ibnu Hibban dalam kitab Shahih-nya dari Jabir bin Abdullah ra. Dan riwayat Baihaqi dalam kitab Sya’bul Iman dari Jabir dari Ibnu Mas’ud ra. Ini adalah hadits shahih)

  1. Muhammad Abû Bakar bin Abdul Qadir ar-Raji dalam kamusnya Mukhtar Shihah berkata, “Mâhil artinya al-Quran. Yaitu kitab yang akan menyeret pembacanya menuju Allah Swt. jika tidak mengikuti apa yang ada di dalamnya. Menurut pendapat lain arti Mâhil adalah Mujadil; artinya yang mendebat (kebatilan). Mushaddaq artinya yang dibenarkan. Jika di baca mushaddiq artinya yang membenarkan kitab-kitab sebelumnya, penj.
  2. Menjadikannya sebagai imam dan pedoman. Ketika ia akan berbuat apa pun senantiasa melihat dulu al-Quran yang ada di depannya, penj.
  3. Menjadikan al-Quran di belakangnya maksudnya adalah tidak mengamalkannya dan tidak menjadikannya sebagai pedoman hidupnya. Ketika ia berbuat apa pun tidak melihat dulu kepada al-Quran karena ada di belakangnya. Dalam riwayat lain di katakan, Waro-a Dzohrihi artinya di balik punduknya. Jadi meskipun ia menoleh ke belakang tatap saja al- Quran tidak akan kelihatan.

Sesungguhnya Allah akan mengangkat suatu kaum (menuju kemuliaan, penj.) dengan al-Quran ini dan dengannya pula Allah akan menjatuhkan kaum yang lain (menuju kehinaan, penj.) . (HR. Muslim)
Abû Dawud dan at-Tirmidzi telah mengeluarkan hadits yang sahih
bahwa Rasulullah bersabda :

Kelak (di akhirat) akan dikatakan kepada Shahibul Quran (orang yang senantiasa bersama-sama dengan al-Quran, penj.), “Bacalah, naiklah terus dan bacalah dengan perlahan-lahan (tartil) sebagaimana engkau telah membaca al-Quran dengan tartil di dunia. Sesungguhnya tempatmu adalah pada akhir ayat yang
engkau baca. 4”

Bacalah al-Quran dan beramallah dengan al-Quran, janganlah kalian menolaknya, janganlah berlebih-lebihan di dalamnya (membaca dan mengamalkan). Janganlah makan (dari al-Quran) dan janganlah menumpuk-numpuk harta dengannya. (HR. Ahmad, ath-Thabrâni, dan yang lainnya dari Abdurrahman
bin Syibli ra. Ini adalah hadits shahih).Maksudnya kelak di akhirat tempatnya tergantung pada sedikit banyaknya bacaan al-Quran di Dunia. Semakin banyak, maka akan semakin tinggi, sehingga dalam hadits itu dikatakan “naiklah”

Perumpamaan orang mukmin yang membaca al-Quran adalah seperti buah Utruja, rasanya enak baunya harum. Perumpamaan orang mukmin yang tidak membaca al-Quran adalah seperti buah Tamrah (kurma), rasanya enak tapi tidak wangi. Sedangkan perumpamaan orang munafik yang membaca al-Quran adalah seperti buah Raihanah, baunya harum tapi rasanya pahit. Dan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca al-Quran adalah seperti buah Handzalah, baunya tidak harum dan rasanya pun pahit. (HR. al-Bukhâri dan Muslim dari Abû Mûsâ al-Asy’arira.)

Peliharalah (hafalan) al-Quran! Sebab, demi Dzat yang jiwa Muhammad ada ditangan-Nya, sesungguhnya al-Quran lebih cepat lepasnya (dari ingatan) daripada lepasnya unta dari tambatannya. (HR. al-Bukhâri dan Muslim dari Abû Mûsâ al-Asy’ari ra.)

Itulah ayat-ayat al-Quran dan hadits-hadits Nabi yang mulia, yang menjelaskan kedudukan yang agung bagi al-Quran dan bagi pengemban al-Quran. Ayat-ayat al-Quran dan hadits-hadits tersebut telah mendorong pengemban al-Quran untuk menelaahnya, mengamalkannya serta senantiasa memeliharanya, di saat mereka di rumah atau ketika sedang di perjalanan. Dengan begitu, al-Quran akan menjadi sebuah kekuatan dalam menempuh seluruh jalan kebaikan. Mereka tidak akan menyimpannya di rak hingga dipenuhi debu. Mereka pun tidak akan menghiasinya kemudian menyimpan di lemari, lalu dikunci hingga melupakannya. Marilah kita minta perlindungan kepada Allah agar tidak termasuk orang-orang yang merugi. Karena itu marilah kita memelihara al-Quran, wahai saudara-saudaraku. Mari kita bergegas untuk membacanya dengan benar, menelaahnya dengan benar, mengamalkannya dengan benar, dan terikat padanya dengan benar; agar rasa kita menjadi enak dan bau kita menjadi harum mewangi. Melalui semuanya tadi, marilah kita menjadi barisan pertama dalam mengemban dakwah di dunia ini, mudah-mudahan kita menjadi barisan pertama kelak di surga dan hari Akhir, ketika dikatakan nanti, “Bacalah dan naiklah terus.!”. Dengan demikian semoga kita termasuk orang-orang yang berhak mendapatkan pertolongan Allah Yang Agung, dan meraih kebahagian yang tiada taranya, serta berhak mendapatkan ridha Allah Swt. Allah

berfirman:

Bergembiralah wahai orang-orang yang beriman (TQS. al-Ahzâb

kitab minmuqowimat








TerPopuler